Cari Blog Ini

Kamis, 10 Oktober 2013

RESENSI BUKU "PSIKOLOGI DALAM AL-QUR'AN"

Oleh : Syahri Ramadhan, S.Psi
PROFILE BUKU
Judul Asli                   : Al-Qur’an Wa Ilmun Nafs
Judul Terjemahan       : Psikologi dalam Al-Qur’an (Terapi Qur’ani dalam   Penyembuhan Gangguan jiwa), cetakan I
Ketebalan Buku         : 448 halaman
Penulis                       : DR. Muhammad Utsman Najati
Penerjemah                : M. Zaka Al-Farisi
Penerbit                     : CV Pustaka Setia

Tahun                       : 2005



PENDAHULUAN
Alhamdulillah washsholatu wassalamu ‘ala rasulillah Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam, wa alihi, wa ash-habihi ajma’in. Segala puji hanya milik Allah dan sholawat beserta salam atas utusan Allah Muhammad Sholallahu ‘alaihi wasallam, keluaganya, dan para sahabatnya.
Al-Qur’an merupakan kitab yang diturunkan Allah untuk dijadikan pegangan bagi semua manusia, mulai dari manusia di jaman Rasulallah Muhammad sampai manusia akhir zaman nanti. Tidak ada keraguan di dalam al-Qur’an, sehingga apapun yang ada di dalam al-Qur’an harus diyakini kebanarannya. Al-Qur’an menjadi petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang yang bertaqwa dan beriman. Sebaliknya Al-Qur’an menjadi peringatan dan ancaman bagi orang-orang yang ingkar kepadanya.
Keluasan isi al-Qur’an adalah mencakup seluruh kehidupan manusia di dunia, alam gaib, binatang, hewan, dan tumbuhan. Berkaitan dengan manusia, isi al-Qur’an mengandungkan aspek-aspek lahiriyah dan bathiniyah, aspek-aspek fisik dan psikis, aspek-aspek jasadiyah dan jismiyah. Kemudian aspek-aspek ini dijadikan sumber kajian dalam ilmu psikologi, khususnya dalam kajian ilmu Psikologi Islam.
Di Indonesia akhir-akhir ini kajian tentang Psikologi Islam banyak menarik minat para akademisi maupun praktisi. Hal ini dibuktikan dengan menjamurnya karya-karya tulis ilmiah berupa buku, penelitian, artikel, dan lalin-lain.
Upaya-upaya mengembangkan kajian Psikologi Islam juga diperkuat dengan berdirinya lembaga-lembaga yang berkonsenstrasi dalam pengembangan keilmuan Psikologi Islam, seperti Asosiasi Psikologi Islami (API) di Indonesia. Lembaga ini terdiri dari kalangan akademisi dan praktisi psikologi di Indonesia. Lembaga-lembaga ini kemudian menjadi pelopor sekaligus penggiat kajian-kajian psikologi Islam di Indonesia.
Seperti yang kami kemukakan di atas, bahwa usaha pengembangan kajian Psikologi Islam memunculkan banyak karya tulis ilmiah, salah satunya berupa buku-buku psikologi yang mengkaji muatan-muatan psikologi di dalam al-Qur’an dan hadits maupun syirah nabawiyah (sejarah hidup rasulallah Muhammad).
Tulisan ini akan mencoba mengupas tuntas salah satu karya tulis tentang Psikologi Islam, yaitu sebuah buku karangan DR. Muhammad Utsman Najati yang berjudul “Psikologi dalam Al-Qur’an (terapi Qur’ani dalam penyembuhan gangguan kejiwaan)”  edisi terjemahan yang diterbitkan oleh Pustaka Setia.
Kami mencoba mengulas buku ini dalam bentuk resume (kesimpulan-kesimpulan) isi tentang tema-tema psikologi di dalam Al-Qur’an atau muatan-muatan psikologi yang terdapat di dalam al-Qur’an. Kemudian mencoba menelaah dan menampilkan urgensi tema-tema tersebut untuk dijadikan referensi dan dasar pengembangan keilmuan Psikologi Islam di masa sekarang dan selanjutnya.

KONSEP-KONSEP PSIKOLOGI DI DALAM AL-QUR’AN
Buku “Psikologi dalam al-Qur’an” ini lahir dari buah pikiran DR. Muhammad Utsman Najati tentang psikolgi Islam. Beliau tertarik untuk memikirkan masalah al-Quran dan psikologi ketika menulis tesisnya “Panca Indera dalam Pandangan Ibnu Sina”. Menurutnya untuk memahami pandangan Ibnu Sina tentang psikologi ada baiknya terlebih dahulu memahami pemahaman-pemahaman dan mendalami berbagai konsep, pandangan, dan kajian yang ada sebelum Ibnu Sina yang sangat erat kaitannya dengan Al-Qur’an dan Sunah.
Buku ini berisi tentang himpunan konsep dan hakikat kejiawaan yang ada di dalam al-Qur’an. Setiap ayat-ayat yang ada di dalam al-Qur’an di teliti isinya dari berbagai kitab-kitab tafsir para ulama terdahulu maupun kontemporer. Kemudian ayat-ayat yang berkaitan dengan konsep-konsep psikologi dikumpulkan dan dikemukakan dalam buku ini.
Buku ini bukan merupakan kajian final tentang psikologi dan al-Qur’an, akan tetapi pengarang mengharapkan buku ini menjadi sumber inspirasi pengembangan Psikologi Islam dimasa yang akan datang. Buku ini secara umum mengandung dasar-dasar teoritis yang baru tentang kepribadian yang hakikat dan konsepnya sejalan dengan kebenaran dan konsep tentang manusia yang termaktub dalam al-Qur’an.
Berikut adalah tema-tema tentang psikologi di dalam al-Qur’an yang terdapat di dalam buku ini ;
1.      Motif-Motif Perilaku menurut Al-Qur’an
Motif adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup. Motif melahirkan perilaku dan mengantarkan serta mengarahkan makhluk hidu pada suatu tujuan atau tujuan-tujuan tertentu. Motif sangat urgent bagi kehidupan manusia, adanya motif mendorong manusia untuk memenuhi kebutuan hidupnya, serta menyempurnakan kekurangan-kekurangan dalam kehidupannya dan melestarikan kehidupannya.
Tema-tema motif didalam al-Qur’an terdiri dari ; a) motif fisiologis yang terdiri dari motif menjaga diri dan motif kelangsungan keturunan. b) motif mental – spiritual yang terdiri dari motif pemilikan, motif permusuhan, motif persaingan, dan motif beragama. c) motif bawah sadar. Kemudian pada bagian ini juga dikemukakan tentang pergulatan antar motif, pengendalian motif, dan penyimpangan motif.
2.      Emosi di dalam persfektif al-Qur’an
Emosi erat kaitaanya dengan motif, motif biasanya dibarengi dengan suatu kondisi yang bersifat instingtif dan emotif. Emosi akan mengarahkan perilaku seperti halnya motif, contoh emosi takut akan mendorong untuk lari dari bahaya.
Tema-tema emosi dalam persfektif al-Qur’an adalah ; a) takut, b) marah, c) cinta ; terbagi menjadi cinta pada diri sendiri, cinta kepada manusia, cinta birahi, cinta kebapakan, cinta kepada Allah, dan cinta kepada Rasul. d) senang, e) benci, f) cemburu, g) hasud, h) sedih, i) sesal, j) serta emosi-semosi lainnya seperti malu, hina, dan sombong atau takabur. Kemudian dikemukakan juga perubahan-perubahan fisik saat emosi berlangsung seperti perubahan detak jantung, penyempitan pembuluh darah pada lambung dan usus, mengembangnya pembuluh darah pada permukaan tubuh, kedua tangan, kaki, kepala yang mengakibatkan derasnya aliran darah ke jantung. Sehingga volume darah di jantung meningkat. Kemudian penulis juga mengemukakan pengendalian emosi seperti perasaan takut mati, perasaan takut miskin, rasa marah, rasa cinta, dan emosi lainnya.
3.      Persepsi Menurut al-Qur’an
Persepsi merupakan fungsi penting dalam kehidupan manusia, dengan persepi makhluk hidup dapat mengetahui sesuatu yang mengganggunya sehingga iapun menjauhinya dan mengetahui sesuatu yang bermanfaat baginya sehingga ia pun mengupayakannya. Persepsi merupakan fungsi yang dimiliki oleh semua manusia dan hewan.
Pada bagian ini Muhammad Utsman Najati mengemukakan indera (mata, telinga, kulit, lidah, dan hidung) menurut al-Qur’an. Dikemukakan juga persepsi diluar jangkauan manusia atau extrasensosy perception seperti telestesia yaitu melihat sesuatu kejadian yang jauh dari luar jangkauan penglihatan, telepati yaitu mengetahui kata hati atau pikiran seseorang yang berada di tempat jauh, istihtaf yaitu mendengar seruan atau pembicaraan dari tempat jauh diluar jangkauan indera pendengar. Kesemuanya itu hanya ada pada segelintir orang yang memiliki bakat khusus.
Dikemukakan juga ilusi penglihatan atau kekeliruan dalam penglihatan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang dilihat, seperti fatamorgana yang disangka air pada orang yang mengalami dahaga. Selanjutnya dikemukakan juga pengaruh motivasi dan nilai terhadap perhatian dan persepsi seperti yang terjadi pada orang-orang yang beriman ketika mendengar ayat-ayat bisyarah yang menjadikan mereka dengan penuh kesadaran memahami ayat-ayat al-Qur’an.
4.      Berpikir Dalam Persfektif al-Qur’an
Berpikir merupakan proses manusia dalam menerima informasi dari luar, kemudian memproses informasi untuk mencari maknanya, dan terakhir merespon informasi. Kemembuat hipotesis, kemampuan berpikir membuat manusia pantas menyandang tugas sebagai khalifah dan beribadah. Disajikan dalam buku ini langkah-langkah berpikir dalam mengatasi masalah, yaitu merasakan adanya masalah, mengumpulkan data yang berkaitan dengan objek masalah, membuat hipotesis, menguji hipotesis, dan menverifikasi kebenaran hipotesis. Verifikasi kebenaran (penelitian eksperimental) tergambarkan dalam kisah Ibrahim as. Ketika menyampaikan permintaannya kepada Allah tentang cara mengidupkan orang mati.
Di kahir bagian ini dikemukakan beberapa kekeliruan dalam berpikir yang disebabkan oleh berpegang pada pemikiran-pemikiran lama, kekurangan data, dan bias emosi dan perasaan.
5.      Belajar Menurut al-Qur’an
Bagian ini membahas sumber-sumber ilmu di dalam al-Qur’an, belajar bahasa, bagamana adam belajar bahasa, belajar memilih dan membuat keputusan, cara-cara belajar menurut al-Qur’an (meniru/imitation, pengalaman praktis dan trial dan error, serta berpikir), prinsip-prinsip belajar menurut al-Qur’an yaitu motivasi, pengulangan, perhatian, partisipasi aktif, pembagian belajar, dan perubahan perilaku secara bertahap.
6.      Ilmu Laduni Menurut al-Qur’an
Ilmu laduni diperoleh melalui ilham dan mimpi. Ilham adalah sejenis ilmu yang dilimpahkan Allah kepada manusia dan dimasukkan ke dalam qalbunya, shingga tersingkaplah beberapa rahasia dan jelaslah beberapa hakikat baginya. Ilmu laduni banyak termuat didalam al-qur’an seperti kisah daud dan sulaiman di dalam surat al-Anbiya’. Ilham bisa bersifat ilahiah atau ilham ilahiah dan berupa al-khathiru malikiy (lintasan pikiran dari malaikat).
Mimpi merupakan hal yang lumrah terjadi dikalangan manusia. Para ulama dan pemikir mencoba menafsirkan mimpi dan mengetahui penyebabnya, kesimpulannya mimpi terjadi sebagai akibat sensasi yang dirasakan manusia saat tidur, baik sensasi dari pengaruh eksternal maupun internal. Sebagian mimpi lainnya dianggap sebagai kontinuitas kesibukan berpikir saat terjaga, sebagian lainnya sebagai pengingatan kembali atas masa lalu.
Al-Qur’an menyebut adhghatsul ahlam (mimpi yang kacau balau) yaitu mimpi yang membingungkan, kacau, dan tidak jelas. Adapun istilah ru’ya (mimpi) yang disebutkan dalam al-qur’an hanyalah mengandung arti mimpi yang benar, sebagaimana Allh menyampaikan wahyu melalui mimpi kepada rasul-Nya, contohnya adalah tentang ru’ya Yusuf as. Atau hadits-hadits qudsi dari Nabi Muhammad saw.
7.      Ingat dan Lupa Menurut al-Qur’an
Banyak ayat di dalam al-Qur’an yang mendorong manusia untuk mengingat Allah, ayat-ayat yag terdapat di dalam ciptaannya, mengingat bukti-bukti, petunjuk, kabar gembira, dan ancaman yang di bawa para rasulallah. Di dalam al-Qur’an banyak pengulangan ungkapan “afala tatadzakkarun” (tidakkah mereka ingat), “la’allahum yatadzakkarun” (agar mereka ingat), “qalilam ma tadzakkarun” (sedikit sekali mereka yang ingat), dan masih banyak lagi yang lainnya.
Kandungan-kandungan al-Qur’an seperti di atas menjadi konsep tentang ingat dan lupa di dalam buku ini. Dikemukakan sub-sub konsep tentang lupa, seperti lupa dalam kaitannya dengan memori, peristiwa, kelalaian, hilangnya perhatian, dan lupa karena gangguan setan. Kemudian diakhir pembahasan ini dikemukakan penawar (terapi) lupa yang ada di dalam al-Qur’an sebagai langkah preventif mencegah kelupaan.
8.      Sistem Otak Menurut al-Quran
Kajian-kajian ilmiah kontemporer tentang anatomi dan fisiologi menemukan bahwa otak memiliki fungsi kontrol dalam tubuh manusia, seperti area motorik yang mengatur gerak / motor tubuh manusia, area sensoris sebagai tempat bermuaranya unsur peraba dan sensasi rasa sakit, perubahan temperatur suhu, dan rasa. Kemudian ada area optik yang merupakan pusat penglihatan, lalu auditori sebagai pusat pendengaran, di otak juga merupakan tempat koordinasi pesan-pesan motorik yang akan disampaikan ke seluruh tubuh. Otak juga merupakan pusat semua proses pemikiran tingkat tingg, seperti belajar, berbicara, menulis, dan membaca.
Fakta-fakta ilmiah di atas kemudian diuraikan dalam buku ini dengan mengutip ayat-ayat al-Qur’an yang menerangkan tentang bagaimana otak merekam pengalaman-pengalaman sepanjang kehidupan manusia, hubungan persepsi dan otak, dan hubungan aktivitas berfikir dengan otak.
9.      Kepribadian Menurut al-Qur’an
Di bagian ini penulis mengemukakan kepribadian manusia ditinjau sejak masa penciptaan manusia yang erat kaitannya dengan unsur-unsur penciptaan tersebut. Di dalam diri manusia juga disebutkan adanya pergulatan psikologis yang luar biasa antara keinginan baik dan keinginan buruk. Tapi, manusia juga mampu mencapai keseimbangan psikologis atau kepribadian yang ideal, yaitu sesuai dengan batas-batas syari’at. Kemudian membawa kepada keseimbangan antara tuntutan-tuntutan tubuh dan roh, yang disebut kepribadian normal.
Ada tiga pola kepribadian menurut al-Qur’an yang dikemukakan oleh penulis, yaitu pola kepribadian mukmin, pola kepribadian kafir, dan pola kepribadian munafik.
Manusia juga memiliki semacam mekanisme pertahanan diri sebagaimana juga yang telah dikemukakan para psikolog Barat, yaitu proyeksi, rasionalisasi, dan pembentukan reaksi.
Penulis juga mengemukakan perbedaan individu menurut al-Qur’an. Kemudian perkembangan manusia menurut al-Qur’an, yaitu sejak perkembangan pra-lahir, perkembangan pasca-lahir, dan perkembangan yang dialami oleh indera anak.
10.  Psikoterapi Menurut al-Qur’an
Di akhir buku ini penulis mengemukakan psikoterapi menurut pandangan al-Qur’an. Pertama-tama dikemukakan bahwa iman memiliki pengaruh yang sangat penting dalam kejiwaan manusia, kemudian atas dasar iman juga manusia dituntut untuk berafiliasi dengan kelompoknya (sesama orang muslim) untuk saling menebarkan kasih sayang, dimana fitrah manusia adalah tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sehingga al-Qur’an diyaskini sebagai penyembuh atau terapi bagi problem-problem manusia.
Secara implisit penulis menyampaikan bahwa terapi-terapi al-Qur’an terkandung di dalam keseluruhan ajaran Islam, yaitu ajaran tentang aqidah tauhid, ajran tentang ibadah (sholat, puasa, zakat, dan haji), ajaran tentang kesabaran, perintah untuk berzikir, dan bertaubat atau dosa-dosa. 

KESIMPULAN
Telah dikemukakan di atas tentang tema-tema psikologi di dalam al-Qur’an atau konsep-konsep yang berkaitan dengan psikologi. Dari tema-tema yang dikemukakan di atas banyak juga kita temui dalam konsep-konsep teori psikologi Barat, seperti motif, motivasi, memori, berfikir, belajar, mekanisme pertahanan diri, otak, dan sebagainya.
Konsep-konsep psikologi di dalam al-Qur’an yang dikemukakan Muhammad Utsman Najati belumlah sempurna. Sebab masih bersifat mistis atau bersifat mistifikasi, yaitu mengungkapkan konsep-konsep psikologi di dalam al-Qur’an sebatas ayat-ayat atau dalil-dalil nash yang ditafsirkan mengandung konsep psikologi. Namun, secara kongkrit masih belum bisa di buktikan. Sehingga masih membutuhkan riset-riset ilmiah atau teori-teori lain yang mendukung konsep-konsep tersebut menjadi lebih mudah di fahami dan ditelaah secara ilmiah.

Dengar alasan itu pulalah Muhammad Utsman Najati mengungkapkan di awal penulisan buku ini bahwa karyanya ini hanya berisi konsep-konsep psikologi di dalam al-Qur’an yang diharapkan menjadi titik tolak atau dasar pengembangan Psikologi Islam di masa depan.
Oleh karena itu kiranya penting bagi kalangan praktisi maupun akademisi psikologi, terutama para peminat psikologi Islam untuk membaca buku ini. Dimana, buku ini bisa dijadikan landasan yang baik untuk mengkaji konsep-konsep psikologi di dalam al-Qur’an lebih mendalam dan melakukan riset-riset ilmiah terkait dengan konsep-konsep psikologi yang dikemukakan Muhammad Utsaman Najati di atas. Dengan begitu, konsep-konsep psikologi di dalam al-Qur’an tidak lagi di pandang sebelah mata oleh kaum sekuler. Karena ayat-ayat psikologi di dalam al-Qur’an mengalami transisi dari bersifat mistifikasi menjadi bersifat demistifikasi. Sehingga apa yang diinginkan penulis buku ini bisa terwujud dan bermanfaat bagi umat Islam khususnya dan manusia umumnya.

---- ooo ----

2 komentar:

  1. Klo di palembang, buku ini bisa ditemukan ditoko buku mana ya?
    Dan harganya berapa?

    BalasHapus
  2. Buku yang mirip dengan buku diatas, yg bahasannya lupa/lalai dalam alquran ada? tolong kabari saya jika ada. nuhun.

    BalasHapus

Translate