Cari Blog Ini

Rabu, 20 Juni 2012

Fitrah Berarti Tauhid



Penulis: Syahri Ramadhan, S.Psi

Dunia tempat manusia berlabuh adalah bumi yang sifatnya fana, sementara, dan penuh fitnah. Sungguh berat menjalani kehidupan di dunia bagi orang-orang yang beriman. Mereka menginginkan kebaikan lahir dan batin, kebaikan dunia dan akhirat, ketentraman jiwa dan raga. Tetapi, setiap saat dan setiap tempat selalu dihadapkan pada fitnah-fitnah dunia. Ada diantara mereka yang kuat menghadapi fitnah-fitnah dunia, tapi sebagian mereka ada yang terlena dengan fitnah dunia yang menggoda dan menjanjikan kenikmatan sesaat yang kebanyakan manusia tidak menyadarinya. Menghadapi sifat dunia yang seperti itu membuat manusia menjadi gelisah, bingung, ragu, dan terombang-ambing antara mengikuti indahnya dunia sesaat atau sabar menunggu kenikmatan akhirat yang kekal dan abadi yang dijanjikan Allah bagi hamba-hambanya yang saleh.



Dunia yang sementara ini merupakan tempat manusia mencari bekal untuk kehidupan akhirat. Dunia hanya tempat bersinggah dan jalan menuju kehidupan yang lebih abadi. Dunia juga merupakan tempat manusia di uji dan diseleksi siapa yang pantas masuk surga-Nya Allah atau malah ke neraka-Nya. Ujian-ujian di dunia menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang lalai dalam menjalankan perintah Allah. Sedangkan bagi orang-orang yang taat pada Allah dunia menjadi ladang pahala yang luar biasa, karena setia perintah yang mereka lakukan dan setiap larangan yang mereka tinggalkan karena ketaatan kepada Allah menjadi bekal pahala yang tidak terbatas di sisi Allah. Allah berkalam di dalam Al-Qur'an yang mulia:

"Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya". (QS. Al-Baiyinah [98] : 8).

Fitrah manusia adalah menginginkan ketenangan, kebaikan, ketentraman, dan kedamaian. Tidak ada manusia yang menginginkan kehidupan yang buruk, gelisah dan selalu dihantui rasa cemas. Kedamaian, ketenangan, ketentraman, dan kebaikan hanya akan ditemukan manusia dalam agama Allah, yaitu Islam. Maka fitrah manusia adalah dicondongkan hati-hati mereka kepada agama Allah. Allah berkalam di dalam Al-Quran yang mulia:

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS. Ar-Rum [30] : 30).

Fitrah disini bermakna agama tauhid, yaitu agama Islam yang mengajarkan menyembah Allah sebagai "illah" satu-satu yang yang layak untuk disembah dan mengingkari semua bentuk penyembahan kepada selain Allah. Jika ada manusia yang tida beragama tauhid maka mereka keluar dari fitrahnya, sebab lingkunganlah yang menjadikan mereka keluar dari fitrahnya. Karena jauh sebelum manusia dilahirkan, ketika Allah mengeluarkan anak Adam dari sulbinya mereka sudah membuat janji dan ikatan yang sangat kuat dengan Allah. Di dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa:

"dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". (QS. Al-A'raf [7] : 172).

Janji yang telah diikat dengan kuat kemudian dihianati oleh manusia karena kebodohan mereka dan sungguh mereka itulah orang-orang yang sangat bodoh. Dorongan nafsu yang sifatnya nikmat sesaat, seolah-olah menjadi kekuatan besar yang membuat manusia lengah dari janjinya dengan Allah. Maka mereka yang lengah adalah golongan yang di akhirat kelak akan mendapati penyesalan atas apa yang mereka lakukan. Allah berkalam dalam Al-Qur'an tentang orang-orang yang menyesal karena mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan untuk dikembalikan ke dunia untuk betaubat.

"Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka". (QS. al-Baqarah : 167).

Sebelumnya penyesalan itu datang, yaitu penyesalan dihari yang tidak ada pemaafan bagi orang-orang yang lengah. Di hari manusia hanya bisa berangan-angan "andai" bisa kembali lagi ke dunia. Penyesalan yang sangat besar, disebabkan pembangkangan mereka. Ketika datang hari itu, mereka terperangah akan kebenaran janji-janji Allah di dalam Al-Qur'an. Lidah-lidah mereka kelu, tidak bisa berkata-kata selain penyesalan yang amat sangat. Sunggah benar janji Allah, menyediakan azab (neraka) bagi orang-orang yang ingkar dan menyediakan nikmat (surga) bagi orang-orang yang bertawa.

Sebelum penyesalan itu datang, maka alangkah baiknya jika kita yang terlanjur lengah terlebih dahulu menyesal di dunia ini. Selagi pintu taubat itu terbuka bagi orang-orang yang mau kembali kepada fitrahnya, yaitu ketaatan kepada Allah dalam mencapai ridho Allah dengan kembali mentauhidkan Allah dalam setiap amalan kita. Fitrah manusia adalah tauhid, dengan tauhid semua amalan akan bernilai disisi Allah. Inilah esensi manusia diciptakan sebagai abdi Allah.

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku". (QS. Adz-Dzaryyat : 56).

Wallahu 'alam.

Translate