Cari Blog Ini

Sabtu, 05 Mei 2012

Esensi Tauhid Dalam Ibadah Qurban


Tauhid adalah Pelajaran Besar Dari Ibadah Qurban
Oleh: Syahri Ramadhan, S.Psi
“ Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus”. (QS. Al-Kautsar: 1-3)




Salat idul adlha baru saja kita dirikan. Insya Allah tahun depan kita masih berjumpa dengannya. Syari’at memerintahkan bagi orang yang mampu (memiliki kelebihan harta) untuk melaksanakan qurban di hari-hari yang Allah telah tentukan yaitu pada sehari raya adlha dan hari-hari tasyrik yaitu pada tanggal 11, 12, 13 dzulhijah. Syari’at ini banyak dilaksanakan oleh umat Muslim di seluruh penjuru dunia, seluruh bangsa, baik di barat maupun di timur, utara maupun di selatan , di desa mapun di kota. Namun, tidaklah semua shahibul qurban atau umat Muslim memahami I’tibar dibalik syari’at ibadah qurban ini. Sehingga, qurban hanya tinggal qurban, tanpa menyisakan benih-benih tauhid yang harus dipupuk agar semua ibadah yang telah dilakukan ikhlas karena Allah.
Pelajaran yang berharga dari ibadah qurban itu adalah tauhid, tauhid dalam beribadah ibarat wudhuk dalam melaksanakan shalat. Tidak sah salat jika kita tidak berwudhuk, begitu juga ibadah tidak akan diterima oleh Allah Swt jika tidak dengan tauhid, artinya ibadah yang disertai oleh unsur-unsur syirik, meniatkan ibadah selain kepada Allah, beribadah bukan karena mengharap ridha Allah, maka ibadahnya ditolak.
Didalam Qur’an surat al-Kautsar Allah Swt dengan sangat jelas mengatakan “Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah”. Jadi hakikatnya ibadah yang kita lakukan hanya diperuntukkan kepada Allah Swt, “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya. Dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. Al An’am : 162-163) . Begitui juga dengan qurban. Ibadah qurban merupakan millah Nabi Ibrahim yang kemudian juga disyari’atkan kepada umat Muhammad Saw. Kalau kita meninjau kembali bagaimana keteguhan hati Ibrahim as. dalam menegakkan kalimat tauhid mempersembahkan seluruh kehidupan dan ibadahnya hanya untuk Allah Swt. Kita akan memahami betapa hanif dan patuhnya Ibrahim as. kepada Allah Swt.
Pertama kali ibadah qurban disyari’atkan kepada Ibrahim as menitipkan pesan tauhid yang sangat berharga, karena Allah bukan memerintahkan Ibrahim as untuk berqurban seperti yang kita lakukan sekarang. Allah perintahkan kepada Ibrahim as yang hanif untuk berqurban dengan menyemblih anaknya Isma’il as yang pada waktu itu usianya masih kanak-kanak dan Isma’il as adalah satu-satunya putra yang sangat ia sayangi dan merupkan anak yang ia dapatkan setelah sekian tahun lamanya dia nanti-nantikan. Godan dari iblis pun dating silih berganti untuk mengurungkan niat Ibrahim untuk menyemblih Isma’il. Namun, karena kecintaan Ibrahim kepada Allah Swt melebihi kecintaannya kepada apa pun di dunia ini dan keyakinannya yang mantap bahwa itu adalah perintah Allah swt walaupun hanya disampaikan melalui mimpi tidak menggoyahkan niatnya untuk mengurbankan Isma’il. Allahu Akbar, pada saat penyemblihan Isma’il diganti oleh Allah Swt dengan seekor kibas.
Umat Muslim saat ini memang tidak dituntut untuk mambuktikan ketauhidannya seperti pengorbanan yang dilakukan oleh Ibrahim as. Mugkin, umat Muslim saat ini menghadapi versi yang berbeda dengan Ibrahim dalam proses mentauhidkan Allah Swt. Namun intinya sama, godaan yang datang saat ini siap menggoyahkan iman umat Islam yang lemah imannya. Realitanya, masih banyak umat Islam yang masih percaya tahayul, perdukunan, ramalan, penyembahan terhadap benda-benda yang mereka anggap kramat dan tidak sedikit kita lihat di layar televisi yang memfasilitasi praktek kesyirikan dengan memunculkan peramal-peramal sesuai dengan bidang mereka, mulai dari pekerjaan, jodoh, nasib, dll. Tidak sedikit orang yang percaya dengan ramalan mereka yang notabenenya adalah umat Islam. Ini terbukti dengan menjamurnya para dukun di televise karena pihak-pihak tertentu meraih keuntungan yang tidak sedikit dari program mereka itu.
Melaui ibadah qurban inilah kita sebagai orang yang berakal kembali memurnikan tauhid kepada Allah Swt. Karena modal dasar kita ke sorga adalah tauhid, syarat diterima ibadah kita di sisi Allah adalah tauhid. Jika boleh kita logikakan ‘bagaimana kita mau hidup jika ruh yang memberi kehidupan dalam jiwa dan raga kita telah pergi meninggalkan kita’.
Tauhid telah lama ditanamkan kedalam diri seseorang, bahkan sebelum manusia lahir Allah telah menanamkan tauhid “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (QS. al-A’raf: 172). Namun, jika tidak dipupuk dengan amalan yang benar maka dia akan sirna seperti hilangnya ruh dari dalam diri manusia. sehingga diri dan jiwa manusia akan mati, dan membusuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate